Archive for Februari 2014
1.
Hadits Ke – 31: Dari
Abu Abbas Sahl bin Sa’ad Assa’idi radhiallahuanhu dia berkata: Seseorang
mendatangi Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam, maka beliau berakata: Wahai
Rasulullah, tunjukkan kepadaku sebuah amalan yang jika aku kerjakan, Allah dan
manusia akan mencintaiku, maka beliau bersabda, Zuhudlah terhadap dunia maka
engkau akan dicintai Allah dan zuhudlah terhadap apa yang ada pada manusia maka
engkau akan dicintai manusia. (Hadits hasan riwayat Ibnu Majah dan
lainnya dengan sanad hasan).
2.
Hadits Ke – 32: Dari
Abu Sa’id, Sa’ad bin Sinan Al Khudri radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak boleh melakukan perbuatan yang
mencelakakan (mudharat)“ (Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan
Daruqutni serta lainnya dengan cara musnad, juga diriwayatkan oleh Imam Malik
dalam Muwattha’ secara mursal dari Amr bin Yahya dari bapaknya dari Rasulullah,
dia tidak menyebutkan Abu Sa’id. Akan tetapi hadits ini memiliki jalan-jalan
yang saling menguatkan).
3.
Hadits Ke – 33: Dari
Ibnu Abbas radhiallahuanhuma, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam: Seandainya setiap pengaduan manusia diterima, niscaya setiap orang akan
mengadukan harta suatu kaum dan darah mereka, karena itu (agar tidak terjadi
hal tersebut) maka bagi pendakwa agar mendatangkan bukti dan sumpah bagi yang
mengingkarinya“ . (Hadits hasan riwayat Baihaqi dan lainnya yang
sebagiannya terdapat dalam As Shahihain)
4.
Hadits Ke – 34: Dari
Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu berkata : Saya mendengar Rasulullah
shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Siapa yang melihat kemunkaran maka
rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika
tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya
iman. (Riwayat Muslim) 35)Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata:
Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Janganlah kalian saling
dengki, saling menipu, saling marah dan saling memutuskan hubungan. Dan
janganlah kalian menjual sesuatu yang telah dijual kepada orang lain. Jadilah
kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara bagi
muslim yang lainnya, (dia) tidak menzaliminya dan mengabaikannya, tidak
mendustakannya dan tidak menghinanya. Taqwa itu disini (seraya menunjuk dadanya
sebanyak tiga kali). Cukuplah seorang muslim dikatakan buruk jika dia menghina
saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim yang lain; haram darahnya,
hartanya dan kehormatannya “ (Riwayat Muslim).
5.
Hadits Ke – 35: Dari Abu Hurairah
radhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda:
Janganlah kalian saling dengki, saling menipu, saling marah dan saling
memutuskan hubungan. Dan janganlah kalian menjual sesuatu yang telah dijual
kepada orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang
muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya, (dia) tidak menzaliminya dan
mengabaikannya, tidak mendustakannya dan tidak menghinanya. Taqwa itu disini
(seraya menunjuk dadanya sebanyak tiga kali). Cukuplah seorang muslim dikatakan
buruk jika dia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim yang
lain; haram darahnya, hartanya dan kehormatannya “ (Riwayat Muslim).
6.
Hadits Ke – 36: Dari
Abu Hurairah radhiallahuanhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai
kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya
di Hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitann niscaya
akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib)
seorang muslim Allah akan tutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu
menolong hamba-Nya selama hamba-Nya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh
jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga.
Suatu kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitabkitab Allah
dan mempelajarinya di antara mereka, niscaya akan diturunkan kepada mereka
ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi
malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk disisi-Nya. Dan siapa
yang lambat amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh nasabnya. (Muttafaq
alaih).
7.
Hadits Ke – 37: Dari
Ibnu Abbas radhiallahuanhuma, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
sebagaimana dia riwayatkan dari Rabbnya Yang Maha Suci dan Maha Tinggi:
Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan dan keburukan, kemudian
menjelaskan hal tersebut: Siapa yang ingin melaksanakan kebaikan kemudian dia
tidak mengamalkannya, maka dicatat disisi-Nya sebagai satu kebaikan penuh. Dan
jika dia berniat melakukannya dan kemudian melaksanakannya maka Allah akan
mencatatnya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat bahkan
hingga kelipatan yang banyak. Dan jika dia berniat melaksanakan keburukan
kemudian dia tidak melaksanakannya maka baginya satu kebaikan penuh, sedangkan
jika dia berniat kemudian dia melaksanakannya Allah mencatatnya sebagai satu
keburukan. (Riwayat Bukhari dan Muslim dalam kedua shahihnya dengan
redaksi ini).
8.
Hadits Ke – 38: Dari
Abu Hurairah radhiallahuanhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: Sesungguhya Allah ta’ala berfirman: Siapa yang memusushi wali-Ku maka
telah Aku umumkan perang terhadapnya. Tidak ada taqarrubnya seorang hamba
kepada-Ku yang lebih Aku cintai kecuali beribadah dengan apa yang telah Aku
wajibkan atasnya. Dan hamba-Ku yang selalu mendekatkan diri kepada-Ku dengan
nawafil (perkara-perkara sunnah diluar yang fardhu) maka Aku akan mencintainya.
Dan jika Aku telah mencintainya maka Aku adalah pendengarannya yang dia gunakan
untuk mendengar, penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, tangannya yang
digunakannya untuk memukul dan kakinya yang digunakan untuk berjalan. Jika dia
meminta kepadaku niscaya akan Aku berikan dan jika dia minta perlindungan
dari-Ku niscaya akan Aku lindungi.“(Riwayat Bukhari).
9.
Hadits Ke – 39: Dari
Ibnu Abbas radiallahuanhuma: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: Sesungguhnya Allah ta’ala memafkan umatku karena aku
(disebabkan beberapa hal) : Kesalahan, lupa dan segala sesuatu yang dipaksa “
(Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Baihaqi dan lainnya) 40) Dari
Ibnu Umar radhiallahuanhuma berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
memegang kedua pundak saya seraya bersabda: “Hiduplah engkau di dunia
seakan-akan orang asing atau pengembara”, Ibnu Umar berkata: “Jika kamu berada
di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan
tunggu sore hari, gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan
kehidupanmu untuk kematianmu.” (Riwayat Bukhari).
10.
Hadits Ke – 40: Dari Ibnu Umar
radhiallahuanhuma berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang
kedua pundak saya seraya bersabda: “Hiduplah engkau di dunia seakan-akan orang
asing atau pengembara”, Ibnu Umar berkata: “Jika kamu berada di sore hari
jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore
hari, gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu
untuk kematianmu.” (Riwayat
Bukhari).
11.
Hadits Ke – 41:Dari Abu Muhammad
Abdillah bin Amr bin ‘Ash radhiallahuanhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga
hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa “(Hadits hasan shahih dan kami
riwayatkan dari kitab Al Hujjah dengan sanad yang shahih).
12.
Hadits Ke – 42: Dari Anas
Radhiallahuanhu dia berkata, Saya mendengar Rasulullah shallallahu`alaihi wa
sallam bersabda, Allah ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, sesungguhnya Engkau
berdoa kepada-Ku dan memohon kepada-Ku, maka akan aku ampuni engkau, aku tidak
peduli (berapapun banyaknya dan besarnya dosamu). Wahai anak Adam seandainya
dosa-dosamu (sebanyak) awan di langit kemudian engkau minta ampun kepadaku
niscaya akan Aku ampuni engkau. Wahai anak Adam sesungguhnya jika engkau dating
kepadaku dengan kesalahan sepenuh bumi kemudian engkau menemuiku dengan tidak
menyekutukan Aku sedikitpun maka akan Aku temui engkau dengan sepenuh itu pula
ampunan “ (Riwayat Turmuzi dan dia berkata: haditsnya hasan
shahih).
This is taken from http://azizdesign.wordpress.com/
Belakangan ini dunia perbukuan Islam di Indonesia disemarakkan oleh kemunculan buku-buku yang mengambil tema hafalan Alquran. Bahkan ada sebuah buku yang judulnya sangat sensasional, 'Sebulan Hafal Al-Qur’an'. Seiring dengan itu, semakin banyak pula sekolah Islam yang memberikan penekanan terhadap tahfizhul Qur’an, khususnya sekolah-sekolah yang berlabel “terpadu”. Belum lagi pesantren-pesantren yang juga memberikan konsentrasi yang sama; tahfizhul Qur’an.
Dari sekian banyak buku yang mengusung tema ini, ada satu di antaranya yang sangat menarik, yaitu buku yang berjudul 'Balita pun Hafal Al-Qur’an', karya Salafuddin Abu Sayyid, seorang pengajar di STIQ (Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an) Isy Karima, Solo.
Buku yang sarat dengan inspirasi dan motivasi ini menyuguhkan kepada para pembaca tentang: bagaimana kisah anak belia yang akhirnya berhasil menjadi pengahafal Alquran (hafizh); bagaimana kisah keberhasilan para kakek dan nenek menjadi penghafal Alquran; keutamaan-keutamaan pengahafal Alquran serta berbagai keajaiban yang dialami oleh mereka.
Di antara sosok “para penjaga wahyu” yang diulas dalam buku ini adalah Tabarak dan Yazid Tamamuddin, kakak beradik yang tinggal di Jeddah, yang berhasil menjadi hafizh ketika masing-masing dari keduanya baru berusia 4,5 tahun (h. 1-17). Syaikh Dr Abdullah Bashfar, seorang qari’ ternama dan Ketua Umum Lembaga Internasional untuk Tahfizhul Qur’anil Karim, yang mewisuda Tabarak, setelah melalui ujian dan lulus menjadi hafizh paling belia. Pada tahun berikutnya giliran sang adik kandungnya, Yazid Tamamuddin, yang diwisuda sebagai hafizh dalam usia yang sama dengan kakaknya. Keduanya pun digelari sebagai “hafizh paling belia” sedunia versi lembaga tersebut. Gelar sebelumnya dipegang oleh Muhammad Ayyub dari Tajikistan, yang menjadi hafizh dan diwisuda saat berusia 5 tahun serta menjadi juara dalam musabaqah (lomba) hafalan Alquran sedunia.
Bukan hanya sosok Tabarak dan Yazid yang dibicarakan, tapi masih ada lagi sekian figur lainnya yang ditampilkan. Misalnya Abdullah Fadhil Asy-Syaqaq, si hafizh belia yang sudah dianugerahi gelar doktoral oleh The Islamic Civilization Open University Lebanon ketika baru berusia 7 tahun. Juga Abdurrahman Al-Fiqqi, seorang anak tuna netra yang hafizh Alquran dengan cara mendengar, hingga kisah Abdurrahman Farih, bocah berusia 3,5 tahun dari Aljazair yang luar biasa. Lika-liku para bocah brilian itu ditampilkan dengan begitu menarik dalam buku ini, yang bisa membuat kita tertegun dan terkagum.
Satu hal yang disayangkan dari buku ini adalah tidak adanya pembahasan secara spesifik -dalam sebuah bab- tentang metode dan langkah-langkah praktis dalam mencetak hafizh belia; bagaimana kiat jitu dalam mencetak anak dengan usia sebelia itu yang akhirnya mampu menghafal 30 juz Alquran. Sekalipun melaui kisah yang dibawakan itu tersirat beberapa hal yang menjadi “rahasia” sukses dalam mencetak hafizh belia.
Namun tampaknya yang memang menjadi “pesan” mendasar dari buku ini adalah motivasi dan inspirasi, yang menjadi tujuan dari penulis. Yaitu agar pembaca senantiasa cinta dan akrab dengan Alquran, lebih-lebih di bulan Ramadan seperti sekarang ini. Kecintaan itu di antaranya diwujudkan dalam bentuk tadarus dan bahkan menghafal Alquran. Sebab, penulis juga menampilkan kisah para kakek dan nenek yang memiliki semangat tinggi untuk menghafal Alquran, sedangkan mereka baru memulai program menghafal itu ketika mereka sudah berstatus kakek atau bahkan sudah lansia (lanjut usia), hingga berumur 70-an tahun ke atas. Dan, dengan semangat yang luar biasa, dan karena taufik dari Allah, mereka akhirnya berhasil menjadi penghafal Alquran. Alhasil, jika di bagian awal buku ini ditampilkan sosok para hafizh paling belia, maka di bagian berikutnya dikisahkan tentang para hafizh lansia.
Hal menarik lainnya yang dibawakan oleh penulis adalah kisah-kisah unik dan ajaib dari para penghafal Alquran. Anda mungkin akan terkesima, terharu, dan tercerahkan. Ada banyak kisah yang mungkin menurut banyak orang mustahil kebenarannya, namun kisah yang dipaparkan di buku ini sungguh nyata. Di antaranya adalah kisah seorang yang terserang tumor otak (h. 107-113).
Tentu saja sangat kecil harapan baginya untuk bisa terus bertahan hidup. Ia pun memanfaatkan sisa-sisa umurnya yang diperkirakan tidak bertahan lama untuk menghafal Alquran. Dan, ketika ia berhasil menyelesaikan hafalan 30 juz Alquran, tumor otaknya hilang. Kisah di atas hanyalah salah satu kisah dari beberapa kisah ajaib dan unik dari bagian ketiga buku ini. Di antara kisah-kisah ajaib dan unik lainnya, yang merupakan karamah para huffazh, adalah: mulut menyebarkan aroma wangi kasturi, menangis karena lupa letak satu ayat, membaca Alquran saat tertidur, dan mereka yang memiliki kecepatan luar biasa dalam menghafal Alquran, serta kisah wanita yang selama 40 tahun berbicara menggunakan ayat Alquran.
Dari aspek lain, penulis juga menunjukkan kenyataan bahwa anak-anak yang aktif menghafal Alquran dan menonjol dalam hal hafalan Alquran, adalah juga mereka yang unggul prestasi di sekolahnya (h. 66-70). Mereka yang disiplin dalam menghafal Alquran adalah mereka yang juga disiplin dalam segala hal, termasuk dalam hal belajar dan mendalami mata pelajaran sekolah. Wajar jika ternyata mereka yang meraih prestasi akademik adalah yang berprestasi pula dalam hal hafalan Alquran.
Buku ini terasa akan lebih nikmat bila dibaca di bulan puasa seperti sekarang ini, di mana suasana batin kita sangat konsen terhadap segala yang bernuansa ibadah, terutama tadarus atau mambaca Alquran. Apalagi buku ini lebih kental dengan nuansa motivasi -meski “terselubung” dan jauh dari kesan menggurui-. Selamat berpuasa dan bertadarus Alquran.
Berminat dengan buku ini? hubungi 085356833852
(Sumber: http://ramadan.detik.com/read/2012/07/29/161153/1977691/975/balita-pun-bisa-hafal-alquran).
(Sumber: http://ramadan.detik.com/read/2012/07/29/161153/1977691/975/balita-pun-bisa-hafal-alquran).
1. Hadits Ke – 21: Dari Abu Amr, -ada juga yang mengatakan- : Abu ‘Amrah, Sufyan bin Abdillah Ats Tsaqofi radhiallahuanhu dia berkata, saya berkata: Wahai Rasulullah, katakan kepada saya tentang Islam sebuah perkataan yang tidak saya tanyakan kepada seorangpun selainmu. Beliau bersabda, Katakanlah: saya beriman kepada Allah, kemudian berpegang teguhlah. (Riwayat Muslim).
2. Hadits Ke – 22: Dari Abu Abdullah, Jabir bin Abdullah Al Anshary radhiallahuanhuma: Seseorang bertanya kepada Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam, seraya berkata: Bagaimana pendapatmu jika saya melaksanakan shalat yang wajib, berpuasa Ramadhan, Menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang Haram dan saya tidak tambah sedikitpun, apakah saya akan masuk surga? Beliau bersabda: Ya. (Riwayat Muslim)
3. Hadits Ke – 23: Dari Abu Malik Al Haritsy bin ‘Ashim Al ‘Asy’ary radhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Bersuci sebagian dari iman, Al Hamdulillah dapat memenuhi timbangan, Subhanallah dan Al Hamdulillah dapat memenuhi antara langit dan bumi, Shalat adalah cahaya, shadaqah adalah bukti, Al Quran dapat menjadi saksi yang meringankanmu atau yang memberatkanmu. Semua manusia berangkat menjual dirinya, ada yang membebaskan dirinya (dari kehinaan dan azab) ada juga yang menghancurkan dirinya. (Riwayat Muslim).
4. Hadits Ke – 24: Dari Abu Dzar Al Ghifari radhiallahuanhu dari Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam sebagaimana beliau riwayatkan dari Rabbnya Azza Wajalla bahwa Dia berfirman: Wahai hambaku, sesungguhya aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku telah menetapkan haramnya (kezaliman itu) di antara kalian, maka janganlah kalian saling berlaku zalim. Wahai hamba-Ku semua kalian adalah sesat kecuali siapa yang Aku beri hidayah, maka mintalah hidayah kepada-Ku niscaya Aku akan memberikan kalian hidayah. Wahai hamba-Ku, kalian semuanya kelaparan kecuali siapa yang aku berikan kepadanya makanan, maka mintalah makan kepada-Ku niscaya Aku berikan kalian makanan. Wahai hamba-Ku, kalian semuanya telanjang kecuali siapa yang aku berikan kepadanya pakaian, maka mintalah pakaian kepada-Ku niscaya Aku berikan kalian pakaian. Wahai hamba-Ku kalian semuanya melakukan kesalahan pada malam dan siang hari dan Aku mengampuni dosa semuanya, maka mintalah ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni. Wahai hamba-Ku sesungguhnya tidak ada kemudharatan yang dapat kalian lakukan kepada-Ku sebagaimana tidak ada kemanfaatan yang kalian berikan kepada-Ku. Wahai hamba-Ku seandainya sejak orang pertama di antara kalian sampai orang terakhir, dari kalangan manusia dan jin semuanya berada dalam keadaan paling bertakwa di antara kamu, niscaya hal tersebut tidak menambah kerajaan-Ku sedikitpun. Wahai hamba-Ku seandainya sejak orang pertama di antara kalian sampai orang terakhir, dari golongan manusia dan jin diantara kalian, semuanya seperti orang yang paling durhaka di antara kalian, niscaya hal itu tidak mengurangi kerajaan-Ku sedikitpun juga. Wahai hamba-Ku, seandainya sejak orang pertama diantara kalian sampai orang terakhir semunya berdiri di sebuah bukit lalu kalian meminta kepada-Ku, lalu setiap orang yang meminta Aku penuhi, niscaya hal itu tidak mengurangi apa yang ada pada-Ku kecuali bagaikan sebuah jarum yang dicelupkan di tengah lautan. Wahai hamba-Ku, sesungguhnya semua perbuatan kalian akan diperhitungkan untuk kalian kemudian diberikan balasannya, siapa yang banyak mendapatkan kebaikaan maka hendaklah dia bersyukur kepada Allah dan siapa yang menemukan selain (kebaikan) itu janganlah ada yang dicela kecuali dirinya. (Riwayat Muslim)
5. Hadits Ke – 25: Dari Abu Dzar radhiallahuanhu: Sesungguhnya sejumlah orang dari shahabat Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam berkata kepada Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam: “ Wahai Rasululullah, orang-orang kaya telah pergi dengan membawa pahala yang banyak, mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami puasa dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka (sedang kami tidak dapat melakukannya). (Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam) bersabda: Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian jalan untuk bersedekah? Sesungguhnya setiap tashbih merupakan sedekah, setiap takbir merupakan sedekah, setiap tahmid merupakan sedekah, setiap tahlil merupakan sedekah, amar ma’ruf nahi munkar merupakan sedekah dan setiap kemaluan kalian merupakan sedekah. Mereka bertanya: Ya Rasulullah masakah dikatakan berpahala seseorang di antara kami yang menyalurkan syahwatnya? Beliau bersabda: Bagaimana pendapat kalian seandainya hal tersebut disalurkan di jalan yang haram, bukankah baginya dosa? Demikianlah halnya jika hal tersebut diletakkan pada jalan yang halal, maka baginya mendapatkan pahala. (Riwayat Muslim)
6. Hadits Ke – 26: Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda : Setiap anggota tubuh manusia dapat melakukan sedekah, setiap hari dimana matahari terbit lalu engkau berlaku adil terhadap dua orang (yang bertikai) adalah sedekah, engkau menolong seseorang yang berkendaraan lalu engkau bantu dia untuk naik kendaraannya atau mengangkatkan barangnya adalah sedekah, ucapan yang baik adalah sedekah, setiap langkah ketika engkau berjalan menuju shalat adalah sedekah dan menghilangkan gangguan dari jalan adalah sedekah. (Riwayat Bukhari dan Muslim)
7. Hadits Ke – 27: Dari Nawwas bin Sam’an radhiallahuanhu, dari Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam beliau bersabda: “Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah apa yang terasa mengaggu jiwamu dan engkau tidak suka jika diketahui manusia “ (Riwayat Muslim.). Dan dari Wabishah bin Ma’bad radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda: Engkau datang untuk menanyakan kebaikan? saya menjwaba: Ya. Beliau bersabda: Mintalah pendapat dari hatimu, kebaikan adalah apa yang jiwa dan hati tenang karenanya, dan dosa adalah apa yang terasa mengganggu jiwa dan menimbulkan keragu-raguan dalam dada, meskipun orang-orang memberi fatwa kepadamu dan mereka membenarkannya. (Hadits hasan kami riwayatkan dari dua musnad Imam Ahmad bin Hanbal dan Ad Darimi dengan sanad yang hasan).
8. Hadits Ke – 28: Dari Abu Najih Al Irbadh bin Sariah radhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam memberikan kami nasehat yang membuat hati kami bergetar dan air mata kami berlinang. Maka kami berkata: Ya Rasulullah, seakan-akan ini merupakan nasehat perpisahan, maka berilah kami wasiat. Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: “ Saya wasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah ta’ala, tunduk dan patuh kepada pemimpin kalian meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Karena di antara kalian yang hidup (setelah ini) akan menyaksikan banyaknya perbedaan pendapat. Hendaklah kalian berpegang teguh terhadap ajaranku dan ajaran Khulafaurrasyidin yang mendapatkan petunjuk, gigitlah (genggamlah dengan kuat) dengan geraham. Hendaklah kalian menghindari perkara yang diada-adakan, karena semua perkara bid’ah adalah sesat “ (Riwayat Abu Daud dan Turmuzi, dia berkata : hasan shahih)
9. Hadits Ke – 29: Dari Mu’az bin Jabal radhiallahuanhu dia berkata: Saya berkata: Ya Rasulullah, beritahukan saya tentang perbuatan yang dapat memasukkan saya ke dalam syurga dan menjauhkan saya dari neraka, beliau bersabda, Engkau telah bertanya tentang sesuatu yang besar, dan perkara tersebut mudah bagi mereka yang dimudahkan Allah ta’ala: Beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya sedikitpun, menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji. Kemudian beliau (Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam) bersabda, Maukah engkau aku beritahukan tentang pintu-pintu syurga? Puasa adalah benteng, Sadaqah akan mematikan (menghapus) kesalahan sebagaimana air mematikan api, dan shalatnya seseorang di tengah malam (qiyamullail), kemudian beliau membacakan ayat (yang artinya): “ Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya….”. Kemudian beliau bersabda, Maukah kalian aku bertahukan pokok dari segala perkara, tiangnya dan puncaknya? Aku menjawab: Mau ya Nabi Allah. Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah Jihad. Kemudian beliau bersabda: Maukah kalian aku beritahukan sesuatu (yang jika kalian laksanakan) kalian dapat memiliki semua itu? saya berkata: Mau ya Rasulullah. Maka Rasulullah memegang lisannya lalu bersabda, Jagalah ini (dari perkataan kotor/buruk). Saya berkata, Ya Nabi Allah, apakah kita akan dihukum juga atas apa yang kita bicarakan? Beliau bersabda, Ah kamu ini, adakah yang menyebabkan seseorang terjungkal wajahnya di neraka –atau sabda beliau: diatas hidungnya- selain buah dari yang diucapkan oleh lisan-lisan mereka. (Riwayat Turmuzi dan dia berkata, Haditsnya hasan shahih)
10. Hadits Ke – 30: Dari Abi Tsa’labah Al Khusyani Jurtsum bin Nasyir radhiallahuanhu, dari Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam dia berkata: Sesungguhnya Allah ta’ala telah menetapkan kewajiban-kewajiban, maka janganlah kalian mengabaikannya, dan telah menetapkan batasan-batasannya janganlah kalian melampauinya, Dia telah mengharamkan segala sesuatu, maka janganlah kalian melanggarnya, Dia mendiamkan sesuatu sebagai kasih sayang terhadap kalian dan bukan karena lupa jangan kalian mencari-cari tentangnya. (Hadits hasan riwayat Daruquthni dan lainnya).
Pertanyaan
: Apa hukumnya orang yang sengaja meninggalkan shalat? Sudah diberitahu
dan dinasehati dengan segala cara tetap saja tidak mau shalat, bahkan pernah
berkata “dunia ini kiamat kalau aku shalat”. Mohon penjelasannya.
Shalat
hukumnya wajib bagi setiap muslim. Shalat merupakan amalan yang akan pertama
kali dihisab oleh Allah di hari Akhir nanti. Shalat merupakan pembeda antara
muslim dengan kafir. Maka barangsiapa yang meninggalkan shalat, berarti ia
telah meninggalkan kewajibannya sebagai seorang muslim, dan ini merupakan dosa
yang paling besar di antara dosa-dosa yang besar.
Dalilnya
adalah :
رَأْسُ
الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ
“Pokok
segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat.” (HR.
Ahmad & At-Tirmidzi).
بَيْنَ
الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلاَةِ
“(Pembatas)
antara seorang muslim dan kesyirikan serta kekafiran adalah meninggalkan
shalat.” (HR. Muslim).
Maka
orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja karena mengingkari wajibnya
shalat hukumnya adalah kafir, murtad, dan keluar dari Islam berdasarkan dalil
dari Al-Qur’an dan As-Sunnah serta kesepakatan para ulama, karena berarti ia
telah mendustakan Allah dan Rasul-Nya. Umar bin Khattab -radhiyallahu ‘anhu-
pernah berkata bahwa sesungguhnya tidak ada bagian apapun dalam Islam bagi
orang yang meninggalkan shalat. Jadi salah besar bila ada orang yang
beranggapan bahwa keislamannya cukup dengan hati atau yang terpenting hatinya
yang shalat, dsb.
Para
ulama menghukumi orang yang meninggalkan shalat menjadi 3 :
1.
Orang yang meninggalkan sholat karena lupa, maka tidak ada hukum baginya.
Begitu juga dengan orang yang tidak tahu jika meninggalkan shalat itu hukumnya
kafir, maka ia dihukumi sebagai orang yang bodoh. Ia tidak dihukumi kafir,
tetapi wajib atasnya untuk mencari ilmu dan wajib bagi yang telah tahu untuk
memberikan pengetahuan tersebut atasnya.
2.
Orang yang mengetahui dan mengakui wajibnya shalat tapi shalatnya tidak rutin
alias bolong-bolong. Maka orang yang demikian dihukumi sebagai seorang muslim
secara zhahir, tapi juga sekaligus sebagai orang munafik. Dan wajib atas kita
untuk senantiasa mengingatkan dan berlemah lembut kepada orang-orang yang
demikian untuk memperbaiki shalatnya.
3.
Orang yang mengetahui bahwa shalat itu wajib tapi tidak mau melaksanakannya
karena malas atau enggan, maka menurut pendapat ulama yang paling benar adalah
ia dihukumi kafir dan telah keluar dari Islam. Ini adalah pendapat yang
dipegang oleh Imam Ahmad dan sebagian besar ulama dikalangan sahabat dan
tabi’in.
Wallahu
a’lam.
Sumber
rujukan :
Fatwa-Fatwa
Terkini Jilid 1, pada bab Shalat.
Pertanyaan
: Saya masih belum faham tentang hukum berbuka (tidak puasa-pen) untuk
wanita hamil dan menyusui. Apakah rukhshah/keringanan ini untuk semua
wanita hamil dan menyusui, ataukah hanya bagi mereka yang benar-benar tidak
kuat berpuasa saja? Lalu bagaimana hukumnya bagi wanita hamil yang sebenarnya
kuat berpuasa tapi tidak berpuasa, apakah ia berdosa? — (Ibu Y di
Cikarang) —
Hukum
asal puasa di bulan Ramadhan adalah wajib bagi setiap Muslim dan Muslimah yang
sudah baligh, berakal, tidak sedang dalam perjalanan (musafir) atau sakit, dan
(khususnya Muslimah) suci dari haid dan nifas. Para ulama telah bersepakat
dalam wajibnya puasa di bulan Ramadhan ini berdasarkan dalil dari Al-Qur’an dan
As-Sunnah yang shahih. Kewajiban ini pun juga berlaku untuk wanita hamil
dan menyusui yang tidak memiliki udzur untuk meninggalkan
puasa.
Wanita
yang dalam keadaan haid dan nifas, telah jelas hukumnya, yaitu ia tidak boleh
berpuasa dan wajib meng-qadha atau mengganti puasa sebanyak hari yang
ditinggalkannya. Sedangkan wanita atau orang yang dalam keadaan safar dan atau
sakit, diberikan keringanan untuk berbuka dan wajib menggantinya di hari lain
sebanyak hari yang ditinggalkan.
Sedangkan
bagi wanita hamil atau menyusui yang dalam keadaan sehat, tidak lemah, tidak
sakit-sakitan, atau tidak memiliki kekhawatiran terhadap janin / anaknya dan
dirinya sendiri, maka ia tetap wajib berpuasa dan bila meninggalkannya berarti
ia berdosa.
Nah,
berikut ini adalah beberapa fatwa para ulama tentang hukum puasa bagi wanita
hamil dan menyusui :
1.
Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah : Wanita hamil atau
menyusui, jika ia khawatir akan keselamatan dan kesehatan janinnya, maka ia
boleh berbuka (tidak puasa). Dan wajib baginya untuk meng-qadha (mengganti)
puasa di hari lain sebanyak hari yang ia tinggalkan dan juga memberi makan
orang miskin (fidyah) setiap harinya satu ritl dari roti yang layak/baik.
(Fatawa An-Nisa’ – Syaikh Ibnu Taimiyah)
2.
Wanita yang hamil atau menyusui, bila ia khawatir akan diri dan janinnya
diperbolehkan berbuka (tidak puasa), kemudian ia wajib memberi makan orang
miskin (fidyah) setiap harinya, dan ia tidak wajib meng-qadha (mengganti)
puasanya menurut pendapat yang paling rajih. Pendapat ini dikeluarkan oleh
Imam Ahmad dalam sunannya (4/347), Abd bin Humaid dalam kitab Al-Muntakhab
(420). Pendapat yang sama juga dikeluarkan oleh Ibnu Abbas dan Ibnu Umar -radhiyallahu
‘anhum- tentang bolehnya wanita hamil dan menyusui berbuka bila khawatir.
3.
Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan -hafizhahullah- berpendapat bahwa jika
seorang wanita hamil dan menyusui khawatir akan janinnya bila ia berpuasa, maka
ia boleh berbuka dengan meng-qadha (mengganti) di hari lain dan di samping itu
ia juga wajib memberi makan orang miskin. Tapi jika ia khawatir akan dirinya
sendiri tidak akan kuat berpuasa karena hamil dan menyusui, maka ia cukup
meng-qadha saja tanpa harus memberi makan orang miskin (fidyah).
Sumber :
Fatawa An-Nisa – Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
Fatawa Al-Mar’ah Al-Muslimah
Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah fil Masail al-’ashriyyah min
Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram
Fiqih Sunnah Wanita – Kamal bin As-Sayyid Salim
This article taken from http://www.fiqihwanita.com/
1.
Hadits Ke – 11: Dari Abu
Muhammad Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah shallallahu`alaihi wa
sallam dan kesayangannya radhiallahuanhuma dia berkata: Saya menghafal dari
Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam (sabdanya): Tinggalkanlah apa yang meragukanmu
kepada apa yang tidak meragukanmu.(Riwayat Turmuzi dan dia berkata,
Haditsnya hasan shahih)
2.
Hadits Ke – 12: Dari Abu
Hurairah radhiallahunhu dia berkata: Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam
bersabda: Merupakan tanda baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu
yang tidak berguna baginya. (Hadits Hasan riwayat Turmuzi dan lainnya)
3.
Hadits Ke – 13: Dari Abu
Hamzah, Anas bin Malik radiallahuanhu, pembantu Rasulullah shallallahu`alaihi
wa sallam, dari Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam, beliau bersabda,
“Tidak beriman salah seorang di antara kamu hingga dia mencintai untuk
saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri. (Riwayat Bukhari
dan Muslim)
4.
Hadits Ke – 14: Dari Ibnu
Mas’ud radiallahuanhu dia berkata: Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tidak ada ilah
selain Allah dan bahwa saya (Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam) adalah utusan Allah kecuali dengan tiga sebab: Duda/janda (orang yang telah pernah
menikah) yang berzina, membunuh orang lain (dengan sengaja), dan meninggalkan
agamnya berpisah dari jamaahnya. (Riwayat Bukhari dan Muslim)
5.
Hadits Ke – 15: Dari Abu
Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam
bersabda, “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata
baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia
menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya” (Riwayat Bukhari dan
Muslim)
6.
Hadits Ke – 16: Dari Abu
Hurairah radhiallahuanhu sesungguhnya seseorang bertanya kepada Rasulullah
shallallahu`alaihi wa sallam: (Ya Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam )
nasihatilah saya. Beliau bersabda : Jangan kamu marah. Dia menanyakan hal itu
berkali-kali. Maka beliau bersabda: Jangan engkau marah. (Riwayat
Bukhari)
7.
Hadits Ke – 17: Dari Abu
Ya’la Syaddad bin Aus radhiallahuanhu dari Rasulullah shallallahu`alaihi wa
sallam bersabda: Sesungguhnya Allah telah menetapkan perbuatan baik (ihsan)
atas segala sesuatu. Jika kalian membunuh maka berlakulah baik dalam hal
tersebut. Jika kalian menyembelih berlakulah baik dalam hal itu, hendaklah
kalian mengasah pisaunya dan menyenangkan hewan sembelihannya.(Riwayat
Muslim) 18) Dari Abu Zar, Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman, dan
Mu’az bin Jabal radhiallahuanhuma dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
beliau bersabda: Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada, iringilah
keburukan dengan kebaikan yang dapat menghapusnya dan pergauilah manusia dengan
akhlak yang baik .“ (Riwayat Turmuzi, dia berkata, “haditsnya hasan,
pada sebagian cetakan dikatakan hasan shahih).
8.
Hadits Ke – 17: Dari Abu
Zar, Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman, dan Mu’az bin Jabal radhiallahuanhuma
dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: Bertakwalah
kepada Allah di mana saja kamu berada, iringilah keburukan dengan kebaikan yang
dapat menghapusnya dan pergauilah manusia dengan akhlak yang baik .“ (Riwayat
Turmuzi, dia berkata, “haditsnya hasan, pada sebagian cetakan dikatakan hasan
shahih).
9.
Hadits Ke – 19: Dari Abu
Al Abbas Abdullah bin Abbas radhiallahuanhuma, beliau berkata: Suatu saat saya
berada dibelakang nabi shallallahu`alaihi wa sallam, maka beliau bersabda:
Wahai ananda, saya akan mengajarkan kepadamu empat perkara: Jagalah Allah, niscaya
Dia akan menjagamu, Jagalah Allah niscaya Dia akan selalu berada di hadapanmu.
Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah, jika kamu memohon pertolongan,
mohonlah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah sesungguhnya jika suatu umat
berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu atas sesuatu, mereka tidak akan
dapat memberikan manfaat sedikitpun kecuali apa yang telah Allah tetapkan
bagimu, dan jika mereka berkumpul untuk mencelakakanmu atas sesuatu, niscaya
mereka tidak akan mencelakakanmu kecuali kecelakaan yang telah Allah tetapkan
bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering. (Riwayat Turmuzi
dan dia berkata: Haditsnya hasan shahih).
10.
Hadits Ke – 20: Dari Abu
Mas’ud Uqbah bin Amr Al Anshary Al Badry radhiallahuanhu dia berkata,
Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya ungkapan yang
telah dikenal orang-orang dari ucapan nabi-nabi terdahulu adalah: Jika engkau
tidak malu perbuatlah apa yang engkau suka.(Riwayat Bukhari).
1.
Hadits Ke – 1: Dari Amirul Mu’minin,
Abi Hafs Umar bin Al Khattab radhiallahuanhu, dia berkata, “Saya mendengar
Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya setiap
perbuatantergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas)
berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin
mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan)
Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan
yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya
(akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan. (Riwayat dua imam hadits,
Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin
Bardizbah Al Bukhari dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al
Qusyairi An Naisaaburi di dalam dua kitab Shahih, yang merupakan kitab yang
paling shahih yang pernah dikarang).
2.
Hadits Ke – 2: Dari Umar radhiyallahu
`anhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah
shallahu`alaihi wa sallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang
mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak
padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun di antara kami
yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk di hadapan Nabi lalu menempelkan
kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam)
seraya berkata, “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, Maka
bersabdalah Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam: “ Islam adalah engkau
bersaksi bahwa tidak ada ilah (tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa
Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat,
puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata, “ anda benar
“. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia
bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda, “ Engkau
beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul- Nya
dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “,
kemudia dia berkata, “ anda benar“. Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan
aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda, “ Ihsan adalah engkau beribadah
kepada Allah seakanakan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka
Dia melihat engkau” . Kemudian dia berkata, “ Beritahukan aku tentang hari
kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda,“ Yang ditanya tidak lebih tahu
dari yang bertanya “. Dia berkata,“ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “,
beliau bersabda, “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau
melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin lagi penggembala domba,
(kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu
dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah shallahu`alaihi wa
sallam) bertanya,“ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. Aku berkata,“ Allah dan
Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda,“ Dia adalah Jibril yang datang
kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “. (Riwayat Muslim)
3.
Hadits Ke – 3: Dari Abu
Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Alh Khottob radiallahuanhuma dia berkata: Saya
mendengar Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Islam dibangun di
atas lima perkara; Bersaksi bahwa tiada ilah selain Allah dan bahwa nabi
Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji
dan puasa Ramadhan. (Riwayat Turmuzi dan Muslim).
4.
Hadits Ke – 4: Dari Abu
Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radiallahuanhu beliau berkata: Rasulullah
shallallahu`alaihi wa sallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang
yang benar dan dibenarkan: Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya
di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah
menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging
selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu
ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara:
menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan celaka atau bahagianya. Demi Allah
yang tidak ada ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang
melakukan perbuatan ahli syurga hingga jarak antara dirinya dan syurga tinggal
sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan
ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. Sesungguhnya di antara kalian
ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka
tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan
perbuatan ahli syurga maka masuklah dia ke dalam syurga. (Riwayat
Bukhari dan Muslim).
5.
Hadits Ke – 5: Dari Ummul
Mu’minin; Ummu Abdillah; Aisyah radhiallahuanha dia berkata: Rasulullah
Shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Siapa yang mengada-ada dalam urusan
(agama) kami ini yang bukan (berasal) darinya maka dia tertolak.(Riwayat
Bukhari dan Muslim), dalam riwayat Muslim disebutkan: siapa yang melakukan
suatu perbuatan (ibadah) yang bukan urusan (agama) kami, maka dia tertolak.
6.
Hadits Ke – 6: Dari Abu Abdillah
Nu’man bin Basyir radhiallahuanhu dia berkata, Saya mendengar Rasulullah
shallallahu`alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya yang halal itu jelas dan
yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat
(samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang takut
terhadap syubhat berarti dia telah menyelamatkan agamanya dan kehormatannya.
Dan siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam
perkara yang diharamkan. Sebagaimana penggembala yang menggembalakan hewan
gembalaannya di sekitar (ladang) yang dilarang untuk memasukinya, maka lambat
laun dia akan memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki larangan dan
larangan Allah adalah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini
terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika
dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati
“. (Riwayat Bukhari dan Muslim)
7.
Hadits Ke – 7: Dari Abu Ruqoyah
Tamim Ad Daari radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu`alaihi wa
sallam bersabda: Agama adalah nasehat, kami berkata: Kepada siapa? Beliau
bersabda: Kepada Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya dan kepada pemimpan kaum muslimin
dan rakyatnya. (Riwayat Bukhari dan Muslim)
8.
Hadits Ke – 8: Dari Ibnu Umar
radhiallahuanhuma sesungguhnya Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam
bersabda: Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi
bahwa tidak ada ilah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah,
menegakkan shalat, menunaikan zakat. Jika mereka melakukan hal itu maka darah
dan harta mereka akan dilindungi kecuali dengan hak Islam dan perhitungan
mereka ada pada Allah ta’ala (Riwayat Bukhari dan Muslim)
9.
Hadits Ke – 9: Dari Abu
Hurairah Abdurrahman bin Sakhr radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar
Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Apa yang aku larang hendaklah
kalian menghindarinya dan apa yang aku perintahkan maka hendaklah kalian
laksanakan semampu kalian. Sesungguhnya kehancuran orang-orang sebelum kalian
adalah karena banyaknya pertanyaan mereka (yang tidak berguna) dan penentangan
mereka terhadap nabi-nabi mereka. (Bukhari dan Muslim)
10.
Hadits Ke – 10: Dari Abu
Hurairah radhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam
bersabda: Sesungguhnya Allah ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik.
Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana dia memerintahkan
para rasul-Nya dengan firman-Nya: Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan
beramal shalehlah. Dan Dia berfirman: Wahai orangorang yang beriman makanlah
yang baik-baik dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian. Kemudian beliau
menyebutkan ada seseorang melakukan perjalan jauh dalam keadaan kusut dan
berdebu. Dia mengangkatkan kedua tangannya ke langit seraya berkata: Ya
Tuhanku, Ya Tuhanku, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya
haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu
keadaannya) bagaimana doanya akan dikabulkan. (Riwayat Muslim).